Pages

Jumat, 31 Oktober 2014

JILID 1 BAB Sifat Surga dan Ahlinya | Kitab Tanbihul ghafilin

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a berkata : Ya Rasulullah dari apakah dibuat surga itu? jawab Nabi s.a.w “dari air” kami bertanya : Beritakan tentang bangunan surga, Jawab Nabi s.a.w
Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za’faran,kerikilnya mutiara dan yakut, siapa yang masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati tidak lapuk pakaianya, tidak berubah mukanya
Kemudian Nabi s.a.w bersabda :
Tiga macam do’a yang tidak akan tertolak : Imam yang adil, orang puasa ketika berbuka, dan orang yang teraniya, maka do’anya terangkat di atas awan, dilihat oleh Allah lalu berfirman “Demi kemuliaan dan kesabaranKU, Aku akan bela padamu walau hanya menanti masanya”

Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a berkata : Nabi s.a.w bersabda :
Sesungguhnya di dalam surga ada pohon besar sehingga seorang yang berkendaraan dapat berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya, bacalah “Wa dhilin mamdud” (Dan naungan yang memanjang terus). Dan di dalam surga kesenangannya yang tidak pernah di lihat mata, atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati manusia, bacalah kamu “Fala ta’lamu nafsun maa ukhfia lahum min qurrati a’yunin jazza’an bima kaanu ya’malun” (Maka tidak seorangpun yang mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari kesenangan yang memuaskan hari sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan). Dan tempat pecut di dalam surga lebih baik dari dunia seisinya. Bacalah ayat “faman zuchziha aninnari wa udkhillal jannata faqad faza” (Maka siapa dijauhkan dari api dan dimasukkan dalam surga berarti telah untung)
Ibn Abbas r.a berkata : Sesungguhnya di dalam surga ada bidadari yang di jadikan dari empat macam, misik, anbar, kafur, dan za’faran sedang tanahnya di campur dengan air hidup (Hayawan), dan setelah di jadikan maka semua bidadari asyik kepadanya, andaikan ia berludah dalam laut tentu menjadi tawar airnya, tercantum di lehernya Siapa yang ingin mendapat istri seperti aku maka hendaklah taat kepada Tuhanku
Mujahid berkata “bumi surga dari mereka dan tanahnya dari misik, dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, sedang daun dan buahnya di bawah itu, maka siapa yang malam sambil berdiri tidak sukar, dengan duduk juga tidak sukar, dan sambil berbaring juga tidak sukar sehingga dapat di capai oleh orang yang berdiri maupun yang duduk dan berbaring”
Abuhurairah r.a berkata “Demi Allah yang menurunkan kitab pada Nabi Muhammad s.a.w, sesungguhnya ahli surga tiap saat bertambah elok cantiknya, sebagaimana dahulu di dunia bertambah tua”
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib r.a berkata : Rasulullah s.a.w bersabda :
Apabila ahli surga telah masuk ke surga, dan ahli neraka telah masuk ke neraka, maka ada seruan “Hai ahli surga, Allah akan menepati janjiNYA kepada kamu” maka mereka berkata “Apakah itu, tidakkah telah memberatkan timbangan amal kami, dan memutihkan wajah kami, dan memasukkan kami ke dalam surga, dan menghindarkan kami dari neraka” maka Allah membukakan hijab sehingga mereka dapat melihatNYA, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNYA belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat kepada dzat Allah
Anas bin Malik r.a berkata : Jibril datang kepada Nabi s.a.w membawa cermin putih yang di tengahnya ada titik hitam, maka Nabi s.a.w bertanya kepada Jibril “apakah cermin yang putih ini?” jawabnya “ini hari jumat, dan titik hitam ini saat mustajab yang ada di hari jumat, telah di karuniakan untukmu dan ummatmu sehingga ummat-ummat yang sebelummu berada di belakangmu yaitu Yahudi dan Nashara dan ada saat di hari jumat jika seorang mumin bertepatan berdoa untuk kebaikan pada saat itu pasti ia akan di terima oleh Allah, atau berlindung kepada Allah dari suatu bahaya pasti akan di hindarkannya, dan hari jumat di kalangan kami (Malaikat) di namakan yaumul mazid (hari tambahan)” Nabi s.a.w bertanya “apakah yaumul mazid itu?” jawab Jibril “Tuhan telah membuat lembah di surga jannatul firdaus, di sama ada anak bukit dari misik kasturi dan pada tiap hari jumat di sama di sediakan mimbar-mimbar dari nur yang di duduki oleh para Nabi, dan ada mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut dan zabarjada di duduki pada siddikin suhada dan salihin, sedang orang-orang ahlighurof (yang di bilik surga) berada di belakang mereka di atas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk memuja muji kepada Allah, lalu Allah berfirman : Mintalah kepadaKU. maka semua minta (Kami mohon keridhaanMU) jawab Allah : Aku telah ridho kepadamu, keridhaan sehingga kamu Aku tempatkan di rumahKU, dan Aku muliakan kamu, kemudian Allah menampakkan kepada mereka, sehingga mereka dapat melihat dzatNYA, maka tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari jumat, karena mereka merasa bertambahnya kemuliaan kehormatan mereka”
Dalam lain riwayat, Allah menyuruh kepada malaikat “Berikan makan kepada pada waliKU” maka dihidangkan berbagai makanan maka terasa pada tiap suap rasa yang lain dari semula, bahkan lebih lezat, sehingga bila selesai makan, di perintahkan oleh Allah “berikan minum kepada hamba-hambaKU” maka diberi minuman yang dapat dirasakan kelezatannya pada tiap teguk, dan ketika telah selesai maka Tuhan berfirman “Akulah Tuhanmu telah menepati apa yang Aku janjikan kepadamu, dan kini kamu boleh minta niscaya Aku berikan permintaanmu” jawab mereka “kami minta ridhaMU, kami minta ridhaMU, dua atau tiga kali” dijawab oleh Allah “Aku ridha kepadamu, bahkan masih ada tambahan lagi daripadaKU, pada hari ini Aku muliakan kamu dengan kehormatan yang terbesar dari semua yang telah kamu terima” maka dibukakan hijab sehingga mereka dapat melihat dzat Allah sekehendak Allah, maka segeralah mereka bersujud kepada Allah sekehendak Allah, sehingga Allah menyuruh mereka “Angkatlah kepalant sebab kini bukan masa beribadat” maka disitu mereka lupa pada nikmat-nikmat yang sebelumnya, dan terasa benar bahwa tidak ada nikmat lebih besar daripada melihat dzat Allah yang mulia. Kemudian mereka kembali maka semerbak bau harum dari bawah ‘arsy dari bukit kasturi yang putih dan di taburkan di atas kepala mereka, di atas ubun-ubun kuda mereka, maka apabila meleka kembali kepada istri-istrinya terlihat bertambah indah lebih dari semula ketika mereka meninggalkan mereka, sehingga istri-istri mereka berkata “Kamu kini lebih elok dari yang biasa”
Abul-laits berkata “Terbuka hijab, berarti hijab yang menutupi mereka untuk melihatNYA”. Dan arti melihat kepadaNYA, ya’ni melihat kebesaran yang belum pernah terlihat sebelumnya, tetapi kebanyakan ahli ilmu mengartikan melihat dzat Allah tanpa perumpamaan.
Ikrimah berkata “ketangkasan ahli surga bagaikan orang umur 33 tahun laki dan perempuan sama-sama, sedang tingginya enam puluh harta, setinggi nabi Adam a.s. Muda-muda yang masih bersih halus tidak berjenggot, memiliki tujuh puluh macam perhiasan, yang berubah warnanya tiap-tiap jam, tujuh puluh macam warna, maka dapat melihat mukanya di muka istrinya demikian pula di dadanya, di betisnya, demikian pula istrinya dapat melihat wajahnya di wajah suaminya, dada dan betisnya. Mereka tidak berludah dan tidak beringus, lebih-lebih yang lebih kotor, maka lebih jauh”
Dalam lain riwayat, andaikan seorang wanita surga menunjukkan tapak tangannya dari langit, niscaya akan menerangi antara langit dan bumi
Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Zaid bin Arqam r.a berkata, Seorang ahli kitab datang kepada Nabi s.a.w dan bertanya “Ya Abal-Qasim apakah kau nyatakan bahwa orang surga itu makan dan minum?” Jawab Nabi s.a.w “ya demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tanganNYA, seorang ahli surga diberi kekuatan seratus orang dalam makan, minum, dan jima’ (bersetubuh)” ia berkata “sedang orang yang makan, minum, ia lazimnya berhajat, sedang surga itu bersih tidak ada kotoran?” jawab Nabi s.a.w “hajat seseorang itu berupa peluh (keringat) yang berbau harum bagaikan kasturi”
Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu’tah bin Sumai mengenai firman Allah “Thuba lahum wa chusnu ma ab.” Thuba ialah pohon di surga yang dahannya dapat menaungi tiap rumah di surga, di dalamnya berbagai macam buah, dan dihinggapi burung-burung besar, sehingga bila seorang ingin burung dapat memanggilnya dan segera jatuh di atas meja makannya, dan dapat malam di sayap yang sebelah berupa dinding, dan yang lain berupa panggangan, kemudian bila telah selesai ia terbang kembali
Dari Al’amasy dari Abu Shalih dari Abuhurairah r.a berkata, Nabi s.a.w bersabda (yang artinya) :
Rombongan pertama akan masuk surga dari ummatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang amat terang di langit kemudian sesudah itu menurut tingkatnya masing-masing, mereka tidak kencing dan buang air, tidak berludah dan tidak ingus, sisir rambut mereka dari emas, dan ukup-ukup mereka dari kayu gahru yang harum, dan peluh mereka kasturi, dan bentuk mereka seperti seorang yang tingginya bagaikan Adam a.s enam puluh hasta
Ibn Abbas r.a berkata, Rasulullah s.a.w bersabda “sesungguhnya ahli surga itu muda semua, polos, halus, tidak ada rambut kecuali di kepala, alis dan bulu mata. Sedang jenggot, kumis, ketiak dan kemaluan polos tidak ada rambut. Tinggi mereka petinggi nabi Adam a.s enam puluh hasta, usianya bagaikan nabi Isa 33 tahun, putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan”, maka datang burung dan berkata “Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil, dan malam dari kebun surga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan yang sebelahnya gorengan, maka dimakan oleh orang itu sekuatnya”
Dan tiap orang wali mendapat tujuh puluh perhiasan, tiap perhiasan berbeda warna dengan yang lain, sedang di jari-jarinya ada sepuluh cincin, terukir pada yang pertama Salam ‘alaikum bima shabartum (selamat sejahtera kamu karena kesabaranmu) dan yang kedua, Ud khuluha bissalaamin aminin (Masuklah ke surga dengan selamat dan aman), yang ketiga Tilkal jannatullati urits tumu ha bima kuntum ta’malun (Itulah surga yang diwariskan kepadamu karena amal perbuatanmu), yang keempat Rufi’at ankumul ahzanu wal humum (Telah di hindarkan dari kamu semua risau dan duka cita), yang kelima Albasakum alhuli wal hulal (Kami memberimu pakaian dan perhiasan), yang keenam Zawwa jakum ul hurul iin (Kami kawinkan kamu dengan bidadari), yang ketujuh Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzdzul a’yun wa antum fiha khalidun (untukmu dalam surga segala keinginan dan menyenangkan pandangan matamu), yang kedelapan Rafaq tumunnabiyina wassidiqin (Kamu telah berkumpul dengan para Nabi dan Siddiqin), kesembilan Shirtum syababa laa tahromun (Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya), dan yang kesepuluh Sakantum fi jiwari man laa yu’dzil jiran (Kamu tinggal dengan tetangga yang tidak mengganggu tetangganya)
Abul-laits berkata “siapa yang ingin mendapat kehormatan itu hendaklah menepati lima macam”
  • Menahan dari ma’siat, karena firman Allah Wa nahannafsa anil hawa fainnal jannat hiyal ma’wa (Dan menahan nafsu dari ma’siat maka surga tempatnya)
  • Rela dengan pemberian yang sederhana sebab tersebut dalam hadits, Harga surga itu ialah tidak rakus pada dunia
  • Rajin pada tiap taat dan semua amal kebaikan, sebab kemungkinan amal itulah yang menyebabkan pengampunan dan masuk surga sebagaimana firman Allah yang artinya “Itu surga yang diwariskan kepadamu karena amal perbuatanmu” (QS Az-zukhruf : 72)
  • Cinta pada orang-orang yang shalih dan bergaul pada mereka sebab mereka diharapkan syafa’atnya sebagaimana dalam hadits Perbanyaklah kawan, karena tiap kawan itu ada syafa’atnya pada hari kiamat
  • Memperbanyak doa dan minta masuk surga dan husnul khotimah
  • Seorang ahli hikmat berkata “Condong kepada dunia setelah mengetahui pahala, berarti satu kebodohan. Dan tidak sungguh-sungguh beramal setelah mengetahui besarnya pahala berarti lemah malas, dan di surga ada masa istirahat tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang tidak pernah istirahat di dunia dan ada kepuasan yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang meninggalkan berlebih-lebihan di dunia, dan cukup dengan kesederhanaan yang ada di dunia”
    Ada seorang zahid makan sayur dan garam, lalu ditegur oleh orang. Kamu cukup dengan itu tanpa roti? Jawabnya, “Saya jadikan ini untuk surga sedang kau jadikan untuk w.c, kau makan segala yang lezat dan akhirnya ke w.c sedang aku makan sekedar untuk menguatkan taat, semoga aku sampai ke surga”
    Ibrahim bin Adham ketika akan masuk ke tempat pemandian, di larang oleh penjaganya, “jangan kau masuk kecuali jika membayar ongkosnya” maka ia menangis dan berdoa “Ya Allah seorang untuk masuk ke rumah syaithan tidak di izinkan tanpa upah, maka bagaimana aku akan masuk ke tempat para Nabi dan siddiqin tanpa usah (cuma-cuma)?”
    Tersebut dalam wahyu yang diturunkan pada sebagian para Nabi itu,
    “Hai anak Adam, kau membeli neraka dengan harga mahal, dan tidak mau membeli surga dengan harga murah”
    artinya, adakalanya pengeluaran untuk ma’siat itu banyak dan ringan, tetapi untuk sedekah kebaikan sedikit dan berat.
    Abu Hazim berkata, “andaikata surga itu tidak dapat dicapai kecuali dengan meninggalkan kesukaanya di dunia, niscaya itu ringan dan sedikit untuk mendapatkan surga, dan andaikan neraka itu tidak dapat dihindari kecuali dengan menanggung semua kesukaran-kesukaran dunia, niscaya itu ringan dan sedikit di samping keselamatan dari neraka. Padahal kamu dapat masuk surga hanya dengan meninggalkan satu persen dari kesukaanmu, dan dapat selamat dari neraka denga sabar menderita satu persen dari kesukaran”
    Yahya bin Mu’adz Arrazi berkata “Meninggalkan dunia berat, tetapi meninggalkan surga lebih berat, sedang maharnya surga ialah meninggalkan dunia”
    Anas bin Malik r.a berkata, Nabi s.a.w bersabda :
    Siapa yang minta kepada Allah surga sampai tiga kali, maka surga berdoa “Ya Allah masukkan ia ke surga” dan siapa berlindung kepada Allah dari neraka tiga kali, maka neraka berdoa “Ya Allah hindarkan ia dari neraka”
    Semoga Allah menghindarkan kami dari neraka, dan memasukkan kami ke dalam surga. Dan andaikan di dalam surga itu tidak ada apa-apa kecuali bertemu dengan kawan-kawan niscaya itu sudah enak dan baik, maka bagaimana padahal surga itu segala kehormatan dan kepuasan itu semua ada
    Anas bin Malik r.a berkata, Nabi s.a.w bersabda :
    Di dalam surga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang berkumpul membicarakan keadaan ketika di dunia, dan cara beribadat, bagaimana keadaan antara si fakir dengan yang kaya, dan bagaimana keadaan sesudah mati dan lama binasa dalam kubur sehingga sampai di surga
    Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah bin Mas’ud r.a berkata, manusia semua akan berdiri di dekat neraka, kemudian mereka menyeberang di atas shirat (jembatan) di atas neraka, masing-masing menurut amal perbuatannya, ada yang menyeberang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin kencang dan ada yang bagaikan kuda yang cepat larinya, dan seperti lari orang, dan ada yang bagaikan terbang burung, dan ada yang seperti unta yang cepat, dan yang akhir berjalan di atas kedua ibu jari kakinya, kemudian tersungkur dalam neraka, dan shirat itu licin, halus, tipis, tajam semacam pedang, berduri sedang di kanan kirinya Malaikat yang membawa bantolan untuk membantol (menyeret) orang-orang, maka ada yang selamat, dan ada yang luka-luka tetapi masih selamat dan ada yang langsung tersungkur kedalam api neraka, sedang para Malaikat itu sama-sama berdoa “Rabbi sallim sallim” (ya Tuhan selamatkan, selamatkan) dan ada orang yang berjalan sebagai orang yang terakhir masuk ke surga, maka ketika ia selamat dari shirat terbuka baginya pintu surga, dan merasa tidak ada tempat baginya di surga, sehingga ia berdoa “ya Tuhan tempatkan saya di sini” jawab Tuhan, “kemungkinan jika Aku beri padamu tempat itu lalu minta yang lainnya?” jawabnya, “Tidak demi kemuliaanMU” kemudian diperlihatkan kepadanya surga yang lebih baik, sehingga ia merasa bahwa tempatnya itu masih rendah, tetapi ia diam tidak berani minta beberapa lama, sehingga ditanya “Apakah kau tidak minta?” jawabnya “saya sudah minta sehingga merasa malu” maka Allah berfirman “Untukmu sebesar dunia sepuluh kali, maka inilah yang terendah tempat di surga”
    Abdullah bin Mas’ud berkata, Nabi s.a.w jika menceritakan ini maka tertawa sehingga terlihat gigi gerahamnya
    Dalam hadits : Di antara wanita-wanita di dunia ini ada yang kecantikannya melebihi dari bidadari karena amal perbuatannya ketika di dunia. Firman Allah :
    Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, (Kami ciptakan mereka) untuk golongan ahlil yamin (QS Al-waqi’ah : 35-38)

    0 komentar:

    Posting Komentar